Setelah keberhasilan The
Raid : Redemption dan The Raid 2 : Berandal, industri film nasional menjadi magnet
tersendiri bagi sebagian pencinta film di Negeri Paman Sam. Apalagi gairah para
sineas untuk meningkatkan kulitas karya film layar lebar makin meningkat.
Setahun terakhir, Subdit Festival
dan Eksibisi Film Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)
rajin memberangkatkan film-film nasional untuk diputar dalam kemasan acara
festival nonkompetisi. Subdit yang berkantor di Jalan MT Haryono, Jakarta
Selatan ini, juga secara rutin mengikuti beragam market film di
beberapa negara dengan mengajak produser film nasional.
Setelah keberhasilan ‘Indonesian
Mini Film Festival 2013,’ Kedutaan Besar Indonesia di Washington DC,
didukung Subdit Festival dan Eksibisi Film (Kemenparekraf) kembali menggelar
acara yang sama tahun ini. Acara yang dimulai pada Minggu (27/4) di American
University, Bethesda ini memutar empat judul film nasional, tiga di antaranya
film yang diputar setahun terakhir.
Film-film itu adalah Sang
Kiai, 99 Cahaya di Langit Eropa serta 9 Summers 10 Autumns. Satu
lagi film yang diputar beberapa tahun lalu, yaitu Merantau. “Walaupun
bukan film baru, Merantau kami minta diputar juga karena memiliki
magnet cerita yang menjadi ciri khas Indonesia yaitu silat,” tandas Heru Subolo
Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya Kedutaan Besar RI untuk Amerika
Serikat.
Molly Prabawaty, Kasubdit Festival
dan Eksibisi Kemenparekraf senang karena awareness publik Amerika
terhadap industri film nasional “Intinya kami support kegiatan
Kedubesan Indonesia untuk Amerika dengan memberangkatkan artis dan insan yang
menjadi elemen industri film,” katanya.
Acara diawali dengan diskusi
tentang industri film yang dihadiri sejumlah mahasiswa American University dan
orang-orang Indonesia di Washington. Diskusi menjadi meriah karena dipandu oleh
Prof.Pek Koon Blakcburn PhD, Director of ASEAN Studies Center di American
Univesity. Mahasiswa yang mencintai film Indonesia sudah terbentuk. Bukan hanya
yang antre menonton film The Raid yang hadir dalam dua bagian judul
dan diputar di bioskop di beberapa kota di Amerika Serikat.
Akan tetapi, pemerhati film itu
adalah mahasiswa di sana yang juga membedah serta mendiskusikan film Indonesia.
Tak heran, sejumlah pertanyaan cukup kritis dan juga menggelitik diajukan
peserta diskusi. Padahal, Minggu malam itu mereka baru menyaksikan trailer empat
judul film. Senin – Kamis (28 April sampai 1 Mei) baru diputar film secara utuh
setiap sorenya.
SUMBER : https://id.celebrity.yahoo.com/news/semarak-indonesian-mini-film-festival-2014-di-washington-063356276.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar