Jumat, 23 Mei 2014

11 Negara di Afrika dan Timur Tengah Kunjungi Surabaya



Sebanyak 24 pejabat tingkat menengah dan tinggi dari 11 negara di Afrika dan Timur Tengah kunjungi Surabaya.Hal itu sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia, Africa and Middle East Technical Cooperation Program on Good Governance (IAMTCP-GG) yang diselenggarakan pada 19-23 Mei 2014 di Jakarta dan Surabaya. Sebanyak 24 perwakilan yang berkunjung ke Surabaya di antaranya utusan dari Palestina, Yaman, Sudan, Liberia, Mozambique, Gambia, Madagaskar, Tunisia, Libya, Irak, dan Mesir."Forum ini akan fokus pada topik reformasi birokrasi, peningkatan akuntabilitas, pemberantasan korupsi, dan pelibatan masyarakat dalam peningkatan tata kelola pemerintahan," kata Febri A Ruddiyard, Direktur Timteng Kementerian Luar Negeri (kemenlu) RI usai bertemu Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Kamis (22/5/2014).

Dijelaskan Febri, pemilihan Kota Surabaya dan Walikota Tri Rismaharini sebagai narasumber berdasarkan hasil seleksi yang dilakukan Kemenlu dan kementerian pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi (kemenpan dan RB).
"Dimana hasilnya Pemkot Surabaya dinilai layak sebagai lokasi best practice bagi para delegasi," ucap Febri.Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menjelaskan apa saja yang sudah ditempuh Pemkot dalam menyelenggarakan pemerintahan yang baik.Salah satunya yakni dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam menjalankan seluruh manajemen perkotaan. "Dengan pemanfaatan teknologi, kinerja pemerintahan menjadi lebih efisien secara waktu dan hemat dari segi anggaran," kata Risma. 

Pengusulan pembangunan di Kota Surabaya, menurut Risma,  sekarang ini sudah bisa diajukan secara elektronik melalui e-musrenbang.Dengan demikian perhitungan biaya atau anggaran menjadi sangat detail karena sudah menggunakan sistem e-budgeting. Dan proses pembayaran transaksi sudah tidak ada lagi pembayaran proyek secara cash setelah sistem pembayaran menggunakan teknologi perbankan secara online.Disamping pemanfaatan teknologi dalam sistem keuangan, tambah Risma, Pemkot Surabaya juga menggunakan sistem teknologi pemantauan di berbagai penjuru kota dalam bentuk pemasangan kamera close-circuit television (CCTV).Hal itu selain untuk faktor keamanan, pemasangan CCTV juga bertujuan untuk pengaturan lalu lintas."Dari segi keamanan kita koordinasi dengan pihak kepolisian untuk memantau tindak kriminalitas. Sedangkan pengaturan lalu lintas dioperasikan oleh dinas perhubungan," ujar Risma.Lebih lanjut dikatakan Risma, disamping membangun infrastruktur kota, program pemkot tidak pernah mengabaikan pembangunan sumber daya manusia.
Demi terwujudnya masyarakat yang berkualitas, pemkot membangun sarana untuk peningkatan kualitas manusia. Sedikitnya 972 perpustakaan dan taman baca sudah tersebar di seluruh penjuru kota Surabaya.Hal itu ditambah dengan broadband learning center (BLC) di 11 lokasi. "Dimana di tempat tersebut masyarakat dapat menggunakan maupun belajar komputer dan internet secara gratis," tandas Risma.Pengalokasian 35 persen dari total anggaran APBD Kota Surabaya untuk pendidikan, imbuh Risma, juga menjadi indikator Kota Surabaya serius bertekad membenahi kualitas sumber daya manusia."Dengan alokasi anggaran sebesar itu, pendidikan di Surabaya tersedia secara gratis hingga bangku SMA/SMK," ucap Risma.Paparan Wali kota Surabaya Tri Rismaharini mendapat apresiasi positif dari para delegasi IAMTCP-GG.Mereka juga memanfaatkan kesempatan pertemuan tersebut untuk bertanya-jawab dengan Wali kota Surabaya. Sejumlah delegasi terlihat mengajukan pertanyaan terkait program-program Kota Surabaya.Seperti delegasi Irak yang ingin mengetahui lebih dalam tentang ketahanan pangan, serta delegasi Mesir yang membuka pembicaraan seputar konsep kerjasama yang diusung Surabaya dengan kota-kota mitra di luar negeri.

sumber :https://id.berita.yahoo.com/perwakilan-dari-11-negara-di-afrika-dan-timur-173529074.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar