Konflik
Palestina – Israel menurut sejarah sudah 31
tahun ketika pada tahun 1967 Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria dan
berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria),
Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Sampai sekarang perdamaian sepertinya
jauh dari harapan. Ditambah lagi terjadi ketidaksepakatan tentang masa depan
Palestina dan hubungannya dengan Israel di antara faksi-faksi di Palestina
sendiri.
Tulisan ini
dimaksudkan sebagai pengingat sekaligus upaya membuka pemahaman kita mengenai
latar belakang sejarah sebab terjadinya konflik ini.
*2000 SM –
1500 SM*
Istri Nabi Ibrahim A.s., Siti Hajar mempunyai anak Nabi Ismail A.s. (bapaknya
bangsa Arab) dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishak A.s. yang kemudian
mempunyai anak Nabi Ya’qub A.s. alias Israel (Israil, Qur’an). Anak
keturunannya disebut Bani Israel sebanyak 7 orang 12
orang. Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang ketika kecil dibuang oleh
saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya yang baik membawanya ke
tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara kerajaan Mesir. Ketika masa
paceklik, Nabi Ya’qub A.s. beserta saudara-saudara Yusuf bermigrasi ke Mesir.
Populasi anak keturunan Israel (Nabi Ya’qub A.s.) membesar.
*1550 SM –
1200 SM*
Politik di Mesir berubah. Bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi Negara
Mesir. Banyak dari bangsa Israel yang lebih pintar dari orang asli Mesir dan
menguasai perekonomian. Oleh pemerintah Firaun bangsa Israel diturunkan
statusnya menjadi budak.
*1200 SM –
1100 SM*
Nabi Musa A.s. memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di gurun
Sinai menuju tanah yang dijanjikan, asalkan mereka taat kepada Allah Swt –
dikenal dengan cerita Nabi Musa A.s. membelah laut ketika bersama dengan bangsa
Israel dikejar-kejar oleh tentara Mesir menyeberangi Laut Merah.
Namun saat
mereka diperintah untuk memasuki tanah Filistin (Palestina), mereka membandel
dan berkata:
“Hai, Musa,
kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang yang
gagah perkasa di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu (Tuhanmu),
dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini
saja.” (QS 5:24)
Akibatnya mereka dikutuk oleh Allah Swt dan hanya
berputar-putar saja di sekitar Palestina. Belakangan
agama yang dibawa Nabi Musa A.s. disebut Yahudi – menurut salah satu marga dari
bangsa Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda, dan akhirnya
bangsa Israil – tanpa memandang warga negara atau tanah airnya – disebut juga
orang-orang Yahudi.
*Sulit
mengetahui asal-usul penyebutan nama Yahudi, apalagi dinisbatkan kepada Yehuda.
Di dalam Perjanjian Lama, kata “Yahudi” baru mulai ditemukan pada kitab Ezra.
Sedangkan pada kitab-kitab sebelumnya hanya disebut anak-anak Israel atau Bani
Israel. Di dalam Alquran atau Hadits sendiri anak keturunan Nabi Ya’qub disebut
Bani Israil, sedangkan penyebutan “Yahudi” lebih sering bermakna golongan
yangdimurkai Allah, dien (atau jalan hidup seperti halnya Nasrani, Sabiin,
Majusi dan Islam)*
*1000 SM –
922 SM*
Nabi Daud A.s. (anak Nabi Musa A.s.) mengalahkan Goliath (Jalut, Qur’an) dari
Filistin. Palestina berhasil direbut. Daud kemudian menjadi raja menggantikan
Raja Thalut. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai
Efrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran Israel
Raya seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru
(sungai Nil dan Eufrat) dan Bintang Daud. Kepemimpinan Daud A.s. diteruskan
oleh anaknya, Nabi Sulaiman A.s.
*922 SM – 800
SM*
Sepeninggal Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang berlarut-larut,
hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni bagian Utara bernama
Israel beribukota Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.
*800 SM – 600
SM*
Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah Swt maka kerajaan
tersebut dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan kerajaan Asyiria.
“Sesungguhnya
Kami telah mengambil kembali perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus
kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka
dengan membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian
rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh.” (QS 5:70)
Hal ini juga
bisa dibaca di Injil (Bible) pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab
Raja-raja ke-2 17:18.
*600 SM – 500
SM*
Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia . Dalam
Injil Kitab Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak mempunyai hak
lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan dipenjara di Babylonia .
*500 SM – 400
SM*
Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke
Yerusalem.
*330 SM – 322
SM*
Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan
hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi bahasa
resmi Israel. Penulisan Injil dalam bahasa Yunani bukan karena bahasa resmi
Israel yang pada saat itu dijajah oleh Romawi. Melainkan penulis dan penyebar
Injil, Paulus, memang orang Romawi yang berbahasa yunani.
*300 SM – 190
SM*
Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.
*1 – 100 M*
Nabi Isa A.s. lahir. Nantinya akan ada penghembusan isu bahwa Nabi Isa
merupakan pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Riil-nya Nabi Isa tidak
membangun gerakan melawan penguasa Romawi, justru isu tersebut dihembuskan oleh
para Rabbi Yahudi yang tidak suka ajaran puritan (kembali ke Taurat asli) yang
dibawa oleh Nabi Isa. Pilatus sendiri menyalib Nabi Isa atas desakan para Imam
yang cemburu kepada Nabi Isa. Mengapa? karena Pilatus tidak beragama Yahudi
sehingga hukuman untuk orang Yahudi haruslah ditentukan oleh orang Yahudi sendiri.
*100 – 300 *
Pemberontakan berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan area
bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora ke segala
penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk Yahudi
yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya Islam kemudian, serta
dipakainya bahasa Arab di dalam kehidupan sehari-hari, mereka lambat laun
terarabisasi atau bahkan masuk Islam.
*313 *
Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan
agama negara.
*500 – 600*
Nabi Muhammad Saw lahir di tahun 571 M. Bangsa Yahudi merembes ke semenanjung
Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah), kemudian berimigrasi
dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika terjadi perang antara Romawi
dengan Persia .
*621*
Nabi Muhammad Saw melakukan perjalanan ruhani Isra’ dari masjidil Haram di
Makkah ke masjidil Aqsa di Palestina dilanjutkan perjalana Mi’raj ke Sidrathul
Muntaha (langit lapis ke-7). Rasulullah menetapkan Yerusalem sebagai kota suci
ke-3 ummat Islam, dimana sholat di masjidil Aqsa dinilai 500 kali dibanding
sholat di masjid lain selain masjidil Haram di Makkah dan masjid Nabawi di
Madinah. Masjidil Aqsa juga menjadi kiblat umat Islam sebelum dipindah arahnya
ke Ka’bah di masjidil Haram, Makkah.
*622*
Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah dan pendirian negara Islam – yang
selanjutnya disebut khilafah. Nabi mengadakan perjanjian dengan bangsa Yahudi
yang menjadi penduduk Madinah dan sekitarnya, yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.
*626*
Pengkhianatan Yahudi dalam Perang Khandaq (perang parit) dan berarti melanggar
Perjanjian Madinah. Sesuai dengan aturan di dalam kitab Taurat mereka sendiri,
mereka harus menerima hukuman dibunuh atau diusir.
*638*
Di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab ra. Seluruh Palestina
dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk Palestina,
Muslim maupun Non Muslim, hidup aman di bawah pemerintahan khilafah. Kebebasan
beragama dijamin sepenuhnya.
*700 – 1000*
Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di dalamnya,
bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang sama. Ada beberapa
ilmuwan terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya adalah orang Yahudi.
*1076*
Yerusalem dikepung oleh tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan kaum
munafik (sekte Drusiah yang mengaku Islam tetapi ajarannya sesat), pada tahun
1099 M tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan mengangkat seorang raja
Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187 M sampai Salahuddin Al-Ayyubi
membebaskannya dan setelah itu ummat Islam yang terlena sufisme yang sesat bisa
dibangkitkan kembali.
*1453*
Setelah melalui proses reunifikasi dan revitalisasi wilayah-wilayah khilafah
yang tercerai berai setelah hancurnya Baghdad oleh tentara Mongol (1258
M),khilafah Utsmaniah di bawah Muhammad Fatih menaklukan Konstatinopel, dan
mewujudkan nubuwwah Rasulullah.
*1492*
Andalusia sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista). Karena
cemas suatu saat umat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi pembunuhan,
pengusiran dan pengkristenan massal. Hal ini tidak cuma diarahkan pada Muslim
namun juga pada Yahudi. Mereka lari ke wilayah khilafah Utsmaniyah, diantaranya
ke Bosnia. Pada 1992 Raja Juan Carlos dari Spanyol secara resmi meminta maaf
kepada pemerintah Israel atas holocaust (pemusnahan etnis) 500 tahun
sebelumnya. (Tapi tidak permintaan maaf kepada umat Islam).
*1500 – 1700*
Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan agama/ gereja
dengan negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan teknologi
moderen di Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka mencari jalur perdagangan
alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui daerah-daerah Islam. Tapi akhirnya
mereka didorong oleh semangat kolonialisme dan imperialisme, yakni Gold, Glory
dan Gospel. Gold berarti mencari kekayaan di tanah jajahan, Glory artinya
mencari kemasyuran di atas bangsa lain dan Gospel (Injil) artinya menyebarkan
agama Kristen ke penjuru dunia.
*1529*
Tentara khilafah berusaha menghentikan arus kolonialisme/imperialisme serta
membalas reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung Wina, namun gagal.
Tahun 1683 M kepungan diulang, dan gagal lagi. Kegagalan ini terutama karena
tentara Islam terlalu yakin pada jumlah dan perlengkapannya.
“… yaitu
ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak
itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa
sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai.” (QS 9:25)
*1798*
Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi tujuan-tujuan
Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih di bawah Khilafah.
*1831*
Untuk mendukung strategi “devide et impera” Perancis mendukung gerakan
nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir dan Pasya Basyir di Libanon.
Khilafah mulai lemah dirongrong oleh semangat nasionalisme yang menular begitu
cepat di tanah Arab.
*1835*
Sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan sekolah
Yahudi pertama di sana. Sponsornya adalah milyuder Yahudi di Inggris, Sir Moshe
Monteveury, anggota Free Masonry. Ini adalah pertama kalinya sekolah
berkurikulum asing di wilayah Khilafah.
*1838*
Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama
di Palestina.
*1849*
Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu jumlah
Yahudi di Palestina baru sekitar 12.000 orang. Pada tahun 1948 jumlahnya
menjadi 716.700 dan pada tahun 1964 sudah hampir 3 juta orang.
*1882*
Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama,
simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.
*1891*
Para penduduk Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut dilarangnya
imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu khilafah sudah
“sakit-sakitan” (dijuluki “The Sick Man at Bosporus”). Dekadensi pemikiran
meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat membuat terobosan dengan memodernisir
infrastruktur, termasuk memasang jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via
Palestina! Sayang, sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul
Islam (Hakim Agung) yang telah dipegaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus,
dan jalur kereta tersebut dihancurkan.
*1897*
Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss. Peserta kongres
I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi tidaklah sekedar umat
beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara berbangsa
dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis menuntut tanah air bagi umat
Yahudi – walaupun secara rahasia – pada “tanah yang bersejarah bagi mereka”.
Sebelumnya Inggris hampir menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika
Latin! Di kongres itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi
“diskriminasi dan penindasan” atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan
tahun. Pergerakan ini mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa
diselesaikan di tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl berkata,
“Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi!” Apa yang direncanakan Herzl menjadi
kenyataan pada tahun 1948.
*1916*
Perjanjian rahasia Sykes – Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, Rusia) dibuat
saat meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram wilayah-wilayah Arab
dan Khalifah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara mereka. PD I berakhir dengan
kemenangan sekutu, Inggris mendapat control atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi
Jerman berkomplot dengan Sekutu untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh
atau kekuasaan yang lebih besar).
*1917*
Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi Balfour
memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa Inggris akan
memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu pembentukan tanah air
Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa (cikal bakal PBB) memberi mandat
kepada Inggris untuk menguasai Palestina.
*1938*
Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang keladi
kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka mereka
perlu “penyelesaian terakhir” (endivsung). Ratusan ribu keturunan Yahudi
dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar negeri (terutama ke AS).
Sebenarnya ada etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan
Nazi yang bernasib sama, namun setelah PD II Yahudi lebih berhasil menjual
ceritanya karena menguasai banyak surat kabar atau kantor-kantor berita di
dunia.
*1944*
Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik
“membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi
mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana.”
Kondisi Palestina pun memanas.
*1947*
PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel .
*1948, 14
Mei*.
Sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim Yahudi
memproklamirkan kemerdekaan negara Israel . Mereka melakukan agresi bersenjata
terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga jutaan dari mereka terpaksa
mengungsi ke Libanon, Yordania, Syria , Mesir dan lain-lain. Palestina Refugees
menjadi tema dunia. Namun mereka menolak eksistensi Palestina dan menganggap
mereka telah memajukan areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah
perang antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para
pemimpin Arab sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris – lihat Imperialisme
Perancis dan Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 – maka Israel mudah merebut
daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.
*1948, 2
Desember*
Protes keras Liga Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan dan
fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina. Pada waktu
itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim 10.000 mujahidin
untuk berjihad melawan Israel . Usaha ini kandas bukan karena mereka dikalahkan
Israel, namun karena Raja Farouk yang korup dari Mesir takut bahwa di dalam
negeri IM bisa melakukan kudeta, akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau
dihukum mati.
*1956, 29
Oktober*
Israel dibantu Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai terusan
Suez. Pada kurun waktu ini, militer di Yordania menawarkan baiat ke Hizbut
Tahrir (salah satu harakah Islam) untuk mendirikan kembali Khilafah. Namun
Hizbut Tahrir menolak, karena melihat rakyat belum siap.
*1964*
Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestine Liberation Organization) . Dengan
ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina
sendiri, dan tidak lagi urusan umat Islam. Masalah Palestina direduksi menjadi
persoalan nasional bangsa Palestina.
*1967*
Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria selama 6 hari dengan dalih
pencegahan, Israel berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran
tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Israel dengan mudah
menghancurkan angkatan udara musuhnya karena dibantu informasi dari CIA
(Central Intelligence Agency = Badan Intelijen Pusat milik USA ). Sementara itu
angkatan udara Mesir ragu membalas serangan Israel, karena Menteri Pertahanan
Mesir ikut terbang dan memerintahkan untuk tidak melakukan tembakan selama dia
ada di udara.
*1967,
Nopember*
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 242, untuk perintah penarikan
mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6 hari, pengakuan semua
negara di kawasan itu, dan penyelesaian secara adil masalah pengungsi
Palestina.
*1969*
Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif PLO
dengan markas di Yordania.
*1970*
Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat Palestina
membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun dikucilkan. Karena ekonomi
Yordania sangat tergantung dari AS, maka akhirnya Raja Husein mengusir markas
PLO dari Yordania. Dan akhirnya PLO pindah ke Libanon.
*1973, 6
Oktober*
Mesir dan Syria menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi Golan pada
hari puasanya Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal dengan Perang Oktober.
Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel tidak tiba-tiba dibantu oleh AS.
Presiden Mesir Anwar Sadat terpaksa berkompromi, karena dia cuma siap untuk
melawan Israel, namun tidak siap berhadapan dengan AS. Arab membalas kekalahan
itu dengan menutup keran minyak. Akibatnya harga minyak melonjak pesat.
*1973, 22
Oktober*
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi Nomor 338, untuk gencatan senjata,
pelaksanaan resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur Tengah.
*1977*
Pertimbangan ekonomi (perang telah memboroskan kas negara) membuat Anwar Sadat
pergi ke Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan perdamaian,
jika Israel mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab merasa dikhianati.
Karena langkah politiknya ini, belakangan Anwar Sadat dibunuh pada tahun 1982.
*1978,
September*
Mesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai AS.
Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina di wilayah-wilayah
pendudukan Israel . Sadat dan PM Israel Menachem Begin dianugerahi Nobel
Perdamaian 1979. namun Israel tetap menolak perundingan dengan PLO dan PLO
menolak otonomi. Belakangan, otonomi versi Camp David ini tidak pernah
diwujudkan, demikian juga otonomi versi lainnya. Dan AS sebagai pemrakarsanya
juga tidak merasa wajib memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang
tidak menguntungkan pihak Israel .
*1980*
Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerussalem
yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.
*1982*
Israel menyerang Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di Sabra dan
Shatila. Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini tidak berhasil
dibawa ke forum PBB karena – lagi-lagi – veto dari AS. Belakangan Israel juga
dengan enaknya melakukan serangkaian pemboman atas instalasi militer dan sipil
di Iraq, Libya, dan Tunis .
*1987*
Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang tinggal di
daerah pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak. Intifadhah ini
diprakarsai oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya dengan
pendidikan dan sosial.
*1988, 15
Nopember*
Diumumkan berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota.Aljazair. Dengan
bentuk negara Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerussalem Timur sebagai
ibukota negara dengan Presiden pertamanya adalah Yasser Arafat. Setelah Yasser
Arafat mangkat kursi presiden diduduki oleh Mahmud Abbas. Dewan Nasional
Palestina, yang identik dengan Parlemen Palestina beranggotakan 500 orang.
*1988,
Desember*
AS membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak langsung
mengakui eksistensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi PBB Nomor 242
pada waktu memproklamirkan Republik Palestina di pengasingan di Tunis.
*1991, Maret*
Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu
mengatakan “menikah dengan revolusi Palestina”.
*1993,
September*
PLO – Israel saling mengakui eksistensi masing-masing dan Israel berjanji
memberikan hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto Israel adalah
“land for peace” (tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras oleh
pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di Palestina yang tidak setuju. Namun
negara negara Arab (Saudi Arabia , Mesir, Emirat dan Yordania) menyambut baik
perjanjian itu. Mufti Mesir dan Saudi mengeluarkan “fatwa” untuk mendukung
perdamaian.
Setelah
kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai perjanjian dengan
Israel, PLO harus mengatasi segala aksi-aksi anti Israel. Dengan ini maka
sebenarnya PLO dijadikan perpanjangan tangan Yahudi.
Yasser
Arafat, Yitzak Rabin, dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya
tersebut.
*1995*
Rabin dibunuh oleh Yigar Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di Hebron,
seorang Yahudi fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang shalat subuh.
Hampir tiap orang dewasa di Israel, laki-laki maupun wanita, pernah mendapat
latihan dan melakukan wajib militer. Gerakan Palestina yang menuntut
kemerdekaan total menteror ke tengah masyarakat Israel dengan bom “bunuh diri”.
Targetnya, menggagalkan usaha perdamaian yang tidak adil itu. Sebenarnya “land
for peace” diartikan Israel sebagai “Israel dapat tanah, dan Arab Palestina
tidak diganggu (bisa hidup damai).”
*1996*
Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai kanan,
yang berarti kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu mengulur-ulur
waktu pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya negara Palestina,
agar Palestina tetap sekedar daerah otonom di dalam Israel. Ia bahkan ingin
menunggu/menciptakan kontelasi baru (pemukiman Yahudi di daerah pendudukan,
bila perlu perluasan hingga ke Syria dan Yordania) untuk sama sekali membuat
perjanjian baru.
AS tidak
senang bahwa Israel jalan sendiri di luar garis yang ditetapkannya. Namun
karena lobby Yahudi di AS terlalu kuat, maka Bill Clinton harus memakai agen-agennya
di negara-negara Arab untuk “mengingatkan” si “anak emasnya” ini. Maka sikap
negara-negara Arab tiba-tiba kembali memusuhi Israel . Mufti Mesir malah kini
memfatwakan jihad terhadap Israel .
Sementara itu
Uni Eropa (terutama Inggris dan Perancis) juga mencoba “aktif” menjadi
penengah, yang sebenarnya juga hanya untuk kepentingan masing-masing dalam
rangka menanamkan pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela kalau AS
“jalan sendiri” tanpa bicara dengan Eropa.
*2002 –
Sampai sekarang*
Sebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta menuju perdamaian yang
diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika Serikat pada 17
September 2002. Israel juga telah menerima peta itu namun dengan 14
“reservasi”. Pada saat ini Israel sedang menerapkan sebuah rencana pemisahan
diri yang kontroversial yang diajukan oleh Perdana Menteri Ariel Sharon.
Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel menyatakan bahwa ia akan
menyingkirkan seluruh “kehadiran sipil dan militer yang permanen” di Jalur Gaza
(yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana, dan 4 pemumikan di Tepi Barat), namun akan
“mengawasi dan mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan
kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan
militer di wilayah laut dari Jalur Gaza.
Pemerintah
Israel berpendapat bahwa “akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim bahwa
Jalur Gaza adalah wilayah pendudukan,” sementara yang lainnya berpendapat
bahwa, apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa
Israel “akan diizinkan untuk menyelesaikan tembok – artinya, Penghalang Tepi
Barat Israel – dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti adanya sekarang
ini.
Di hari
kemenangan Partai Kadima pada pemilu tanggal 28 Maret 2006 di Israel, Ehud
Olmert – yang kemudian diangkat sebagai Perdana Menteri Israel menggantikan
Ariel Sharon yang berhalangan tetap karena sakit – berpidato. Dalam pidato
kemenangan partainya, Olmert berjanji untuk menjadikan Israel negara yang adil,
kuat, damai, dan makmur, menghargai hak-hak kaum minoritas, mementingkan
pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta terutama sekali berjuang
untuk mencapai perdamaian yang kekal dan pasti dengan
bangsa Palestina.
Olmert
menyatakan bahwa sebagaimana Israel bersedia berkompromi untuk perdamaian, ia
mengharapkan bangsa Palestina pun harus fleksibel dengan posisi mereka. Ia
menyatakan bahwa bila Otoritas Palestina, yang kini dipimpin Hamas, menolak
mengakui Negara Israel, maka Israel “akan menentukan nasibnya di tangannya
sendiri” dan secara langsung menyiratkan aksi sepihak. Masa depan pemerintahan
koalisi ini sebagian besar tergantung pada niat baik partai-partai lain untuk
bekerja sama dengan perdana menteri yang baru terpilih.
Sementara itu
sebelum terjadinya serangan habis-habisan Israel ke Gaza (27/12/2008), sudah
terjadi serangan-serangan kecil di antara kedua belah pihak di sekitar Jalur
Gaza, disebabkan Israel menutup tempat-tempat penyeberangan atau jalur
komersial ke Gaza sehingga pasokan bahan baker minyak terhenti, yang memaksa
satu-satunya pusat pembangkit listrik di Jalur Gaza tutup.
SUMBER:http://kebal-online.blogspot.com/2014/07/konflik-alasan-israel-menyerang-palestina.html