Kamis, 21 November 2013

Studi : Semakin Banyak Teman, Semakin Kuat Koneksi di Dalam Otak

resensi artikel :

   1.      Data Publikasi
a.       Judul artikel      :  Semakin Banyak Teman, Semakin Kuat Koneksi di Dalam Otak
b.      Penulis               :   Rahma Lillahi Sativa
c.       Penerbit            :   Http://health.detik.com
d.      No/tanggal         : 19/11/2013
e.       No. halaman      :   2
f.       Tema                  : Kesehatan
    2.      Ringkasan :
Orang yang memiliki banyak teman memiliki koneksi yang lebih baik ketimbang yang hanya punya satu atau dua teman saja. Berdasarkan penelitian oleh tim peneliti oxford university bahwa hampir separuh bagian otak partisipan yang memiliki banyak teman terlihat lebih besar dari pada bagian otak partisipan yang punya beberapa teman saja. Namun penguatan koneksi sebagian otak yang terjadi pada orang-orang yang pandai bersosialisasi berakibat pada penyusutan bagian otak lain yang jarang digunakan ketika mereka bersosialisasi
   3.      Keunggulan dan Kelemahan
a.       Keunggulan
-          Artikel ini menyadarkan kita akan manfaat memiliki teman yang banyak
-          Inspiratif,
-          Kata-katanya mudah dipahami
-          Dapat dipercaya sebab artikel tersebut menyertakan bukti yakni sebuah penelitian.
b.      Kelemahan
-          Terdapat kata asing yang sulit dipahami
    4.      Kesimpulan :
Artikel ini baik dibaca untuk siapapun terutama kaum muda karena sangat inspiratif.fakta yang ada membuat orang yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berteman merasa lebih percaya diri akan kualitas otak yang dimiliki.
   5.      Saran :
Manfaatkan waktu yang ada untuk melakukan kegiatan yang positif seperti bersosialisasi dengan baik hingga memiliki banyak teman yang bermanfaat pada kualitas otak serta manfaat dibidang lainnya. 
   6.      Lampiran :

Studi: Semakin Banyak Teman, Semakin Kuat Koneksi di Dalam Otak

Jakarta, Kabar gembira bagi orang-orang yang mempunyai banyak teman. Selain dianggap anak gaul tentunya, sebuah studi menemukan orang yang punya banyak teman memiliki koneksi otak yang lebih baik ketimbang orang yang hanya punya satu-dua teman saja.

Temuan ini diungkapkan tim peneliti dari Oxford University yang menanyai 18 pria dan wanita berapa banyak teman yang mereka temui dan teman yang mereka ajak bicara di telepon atau via email dalam sebulan belakangan.

Ternyata rata-rata setiap partisipan mengontak sekitar 20 teman dalam kurun sebulan belakangan, namun beberapa di antaranya mengaku berkomunikasi dengan lebih dari 40 teman sekaligus. Ada juga yang hanya melakukan kontak dengan 10 teman saja.

Kemudian setelah otak partisipan dipindai, hasilnya menunjukkan hampir separuh bagian otak partisipan yang punya banyak teman terlihat lebih besar daripada bagian otak partisipan yang punya beberapa teman saja. Dan terbukti semakin banyak teman yang mereka miliki, makin besar bagian otak yang dimaksud.

Salah satu bagian otak yang berkaitan dengan kemampuan bersosialisasi adalah anterior cingulate cortex. Dari scan otak partisipan terlihat koneksi antara anterior cingulate cortex dengan bagian otak lainnya (terutama yang berfungsi mencatat rekam jejak tentang apa yang orang lain lakukan, pikirkan dan rasakan) ternyata terlihat lebih kuat pada para sosialita.

"Pada orang-orang yang pandai bersosialisasi, mungkin kuatnya koneksi di dalam otak menyebabkan komunikasi antarbagian otaknya begitu lancar sehingga proses mengolah informasinya jadi lebih efisien dan lebih cepat," terang peneliti MaryAnn Noonan seperti dilansir Daily Mail, Selasa (19/11/2013).

Temuan ini juga memastikan hasil riset peneliti terhadap sekumpulan monyet, dan keduanya menunjukkan fakta yang sama. Hal ini membuat peneliti menduga jika orang-orang yang lebih pandai bersosialisasi bukannya terlahir dengan otak yang 'lebih terkoneksi' sehingga mereka mudah mencari teman.

Peneliti percaya orang yang punya banyak teman menggunakan bagian otak tertentu lebih sering daripada lainnya, sehingga mereka dapat mempertahankan pertemanan atau tetap bisa bertahan meski berada di tengah-tengah masyarakat yang tuntutan sosialnya tinggi.

"Saya dapat katakan otak berubah sebagai respons terhadap pelebaran ukuran jaringan sosial seseorang. Tapi bukan berarti tak ada pengaruh genetik di balik hal itu, karena jika Anda berasal dari keluarga yang pandai bersosialisasi maka otak Anda juga akan cenderung begitu," tegas Dr. Noonan.

Kendati begitu, terjadinya penguatan koneksi sebagian otak yang terjadi pada orang-orang yang pandai bersosialisasi berakibat pada penyusutan bagian otak lain yang jarang digunakan ketika mereka bersosialisasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar